Cerita Aswinah Pekerja Migran Indonesia

Benar kata pepatah bahwa usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Inilah yang dirasakan seorang Aswinah seorang PMI atau TKI (Tenaga Kerja Indonesia) Taiwan yang berasal dari Indramayu, Jawa Timur. Dan ini adalah kisah perjalanannya.

Setiap wanita tentu ingin memiliki keluarga yang bahagia dan memiliki ekonomi yang berkecukupan. Namun, keinginan tersebut ternyata tidak bisa ia dapatkan di pernikahannya. Keluarga kecil Aswina  harus diterpa badai, sang suami pergi meninggalkannya.

Keadaan tersebut tentu memukul batin Aswinah. Terlebih sang suami meninggalkan utang sebesar Rp30 juta. Utang yang tentu tidak sedikit dan sulit ia lunasi dengan kondisi ekonomi saat itu. Belum lagi ada si buah hati yang saat itu baru genap usia 2 tahun.

Akhirnya Aswinah harus memutar otak agar ia dan buah hatinya dapat tetap hidup dan keputusan menjadi Pekerja Migran Indonesia pun ia ambil.

Memutuskan menjadi PMI tentu bukan hal yang ia harapkan untuk dijalani. Bukan karena sulitnya pekerjaan, tapi karena ia takut kehilangan momen bersama buah hati.

Tapi, Aswinah tidak memiliki pilihan lain, cari pekerjaan di Indonesia amatlah sulit bahkan pekerjaan menjadi seorang asisten rumah tangga di Indonesia saja persaingannya sangat berat.

Jika tetap bertahan di Indonesia, adanya Aswinah akan semakin sulit mendapatkan pekerjaan. Belum lagi, ia tidak ingin buah hatinya memiliki nasib yang sama dengan Aswinah. Ia ingin, buah hatinya dapat terus bersekolah sampai jenjang paling tinggi, tanpa perlu memikirkan sulitnya mencari uang.

Sulitnya hidup menjadi seorang Pekerja Migran Indonesia

Ia tahu, tidak ada pekerjaan yang mudah. Semua butuh pengorbanan dan kerja keras. Termasuk pekerjaannya menjadi seorang PMI.

Tahun awal menjadi PMI adalah tahun terberat bagi Aswinah. Harus beradaptasi dengan pola hidup majikan, dari mengetahui makanan kesukaan, bagaimana cara menjaga anak dan orang tua, sampai membaca kemauan majikan.

Aswinah harus pintar-pintar membaca ekspresi majikan terlebih ia masih kesulitan memahami bahasa asli Taiwan. Salah penafsiran sedikit saja bisa berakibat fatal dan majikan pun akan marah.

Belum lagi pekerjaannya yang tidak ada akhir, gak jarang ia tidak mendapat jatah libur karena terlalu padatnya pekerjaan.

Lelah tentu saja Aswinah rasakan, godaan ingin pulang pun selalu saja muncul. Tapi Aswinah selalu berpikir ke depan, jika ia pulang bagaimana dengan nasib buah hatinya?

Masa Depan Anakku Adalah Prioritasku

“Jika saya gak punya anak, saya gak tahu lagi apakah saya bisa bertahan kerja jadi PMI, karena kerja pekerjaan ini tuh benar-benar berat,” kata Aswina

Tidak pernah bisa Aswinah bayangkan jika ia tidak memiliki anak, pastinya ia tidak akan kuat bekerja menjadi PMI. Hanya buah hatinya lah yang mampu membuatnya tetap kuat dan tegar menjalani hidup di luar negeri.

Setiap memandang fotonya, melihat muka polos dan senyum indah anaknya, selalu saja berhasil membuat Aswinah bangkit lagi. Bagaikan baterai ponsel yang sudah terisi full, rasa semangat itu terus muncul dan ia siap menghadapi berbagai pekerjaan yang diberikan.

Prioritas Aswinah hanya satu, mewujudkan masa depan yang lebih indah untuk anaknya.

Yakin Usaha Tidak Akan Mengkhianati Hasil

Selama menjadi PMI, Aswinah yakin pengorbanannya tidak akan sia-sia. Ia jarang mengambil libur, terus berhemat, dan rajin sekali menabung. Semata-mata untuk mewujudkan mimpinya menyekolahkan buah hatinya setinggi-tingginya.

Terbukti hal tersebut bukan cuma mimpi semu. Dari pekerjaannya menjadi PMI atau TKI, Aswinah berhasil mengumpulkan tabungan menyekolahkan buah hatinya ke sekolah terbaik, bahkan kini Aswinah telah membuka usaha toko kelontong di kampung halamannya.

Bagi Aswinah, menjadi PMI adalah pengalaman yang sangat berharga, dari sana ia belajar untuk terus berjuang, tidak bergantung pada orang lain, dan yakin bahwa usaha yang dilakukan tidak akan mengkhianati hasil.

Tunggu, kisah PMI Luar Biasa lainnya hanya di YOURPAY Indonesia. Jangan lupa juga untuk follow media sosial YOURPAY Indonesia, di Facebook dan Instagram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *