Cerita Heni Sri Sundani Mantan Pekerja Migran Indonesia

Tak bisa kuliah menjadikan Heni Sri Sundani harus merelakan diri menjadi seorang PMI. Namun, hal itu tak membuatnya gentar untuk kuliah. Bahkan sekarang, dirinya masuk ke dalam daftar anak muda paling berpengaruh di Asia versi majalah ternama di dunia, Forbes. Yuk simak lika-liku perjalanan Heni mantan PMI Hongkong ini.

Cerita Heni Sri Sundani Mantan Pekerja Migran Indonesia

Heni Sundarni, perempuan kelahiran Ciamis, Jawa Barat merupakan mantan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hongkong. Perceraian orang tua membuat Heni mau tak mau tinggal bersama sang nenek yang mempunyai keterbatasan pendidikan dan tak bisa mengajarinya terkait masalah pendidikan. Ia harus berjuang mencerdaskan dirinya sendiri untuk bisa menjadi seorang guru. Tetapi Tuhan punya rencana lain, Heni harus menjadi PMI dan menunda cita-citanya demi menghidupi dirinya dan sang nenek.

Di balik itu, Heni dulunya merupakan siswa yang cerdas dan selalu mendapat peringkat. Sejak menempuh pendidikan, Heni tak pernah sepeser pun mengeluarkan uang karena ia berhasil mendapatkan beasiswa hingga SMA.

Namun sayang, ketika Heni hendak meneruskan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi, tak ada Universitas yang memberikan beasiswa secara penuh (bebas uang kuliah dan mendapat biaya hidup) untuk Heni. Maka dari itulah, ia memutuskan untuk menjadi PMI dan memilih Hongkong sebagai negara tujuan. Sambil menjadi PMI, Heni menyelipkan asa untuk berkuliah di Hongkong.

Jalan yang Tak Mudah Agar Bisa Kuliah

Cerita Heni Sri Sundani Mantan Pekerja Migran Indonesia
Foto: ceritaleila.com

Menjadi PMI di Hongkong memang bukan lah hal yang mudah, Heni harus mengumpulkan pundi-pundi gaji agar bisa berkuliah di Hongkong. Pada tahun pertama, ia hanya mendapatkan sedikit uang karena Heni ditipu oleh agensinya. Heni hanya mendapat setengah dari gaji yang dijanjikan. Mau tak mau ia harus terus menabung dan mengatur uang agar bisa berkuliah.

Tak hanya itu, majikan Heni pun selalu mengeluarkan kata-kata kasar atau umpatan kepadanya jika Heni terlihat membaca buku. Menurut majikannya, jadi pekerja rumah tangga tak perlu membaca, yang penting bisa bekerja semua akan beres. Hal itu lantas membuat Heni makin terpacu untuk membuktikan bahwa itu tidaklah benar.

Lepas dari majikannya, Heni kembali majikan lain untuk terus mengumpulkan uang. Ia pun mendapatkan majikan yang lebih baik dan lebih mengerti. Setelah uang terkumpul, Heni pun mendaftar kuliah di Saint Mary’s University Jurusan Manajemen Wirausaha. Ia menyelesaikan studinya selama 3,5 tahun dan mendapat gelar Cumlaude.

Memilih Pulang Kampung

Cerita Heni Sri Sundani Mantan Pekerja Migran Indonesia
foto: majalahpajak.net

Setelah lulus kuliah, Heni memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya. Ia teriris miris melihat anak-anak di kampungnya tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Akhirnya dengan ilmu yang ia punya, Heni pun bertekad mendirikan Gerakan Anak Petani Cerdas dan AgroEdu Komunitas Jampang.

Tak lain dan tak bukan tujuan Heni mendirikan komunitas tersebut adalah untuk memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak khususnya anak petani yang kurang mampu agar mereka tetap punya asa yang besar menjadi orang yang sukses.

Maka dari itu, ia dipilih menjadi salah satu anak muda di bawah 30 tahun paling berpengaruh di Asia oleh Majalah Forbes. Di Indonesia, menjadi PMI merupakan sebuah pilihan karena butuh menopang ekonomi keluarga. Beberapa dari mereka bahkan terbilang malu saat menjadi PMI, khususnya di sektor informal seperti Pekerja Rumah Tangga (PRT). Padahal, mereka bisa menggali potensi dan melihat peluang-peluang besar bagi memajukan dirinya, seperti berkuliah di luar negeri.

Berkuliah memang tak mudah, perlu peluh dan lelah untuk menjalaninya, tetapi jika hasilnya sepadan kenapa tidak? Seperti yang dilakukan Heni, ia rela mengorbankan gajinya untuk berkuliah dan mendirikan komunitas yang bergerak di bidang pendidikan, hasilnya ia dapat mensejahterakan pendidikan anak kurang mampu dan menginspirasi semua orang lewat Majalah Forbes. Jika bukan kita sendiri yang tergerak untuk maju, siapa lagi? Jika bukan sekarang, kapan lagi? 

Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tugas kita sebagai warga negara Indonesia, yuk jadi PMI yang ikut berjuang demi bangsanya.

Penasaran sama kisah PMI lainnya? Tunggu, kisahnya hanya di YOURPAY Indonesia. Jangan lupa juga untuk follow media sosial YOURPAY.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *